SUMUT-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) terus memperkuat sosialisasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di pesta demokrasi terbesar di Indonesia.
Angka partisipasi pemilih di Sumut pada Pemilu 2019 cukup tinggi, 80% atau melebihi target dan 20?ri pemilih tersebut adalah pemilih pemula. Pj Gubernur Sumut Hassanudin optimis di tahun 2024 partisipasi pemilih pemula Sumut juga akan meningkat.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies untuk Semua
|
"Sosialisasi salah satu kuncinya, kita harus melakukannya dengan benar dan tepat termasuk ke pemilih pemula, karena mereka cukup aktif mengikuti perkembangan politik lewat media sosial, jadi kita perlu memberikan edukasi lebih kepada mereka, "kata Hassanudin, di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Selasa (19/12).
Hassanudin juga menjelaskan Pemprov Sumut dan KPU bekerja sama memetakan pemilih, sehingga bisa memberikan sosialisasi dengan tepat. Dengan begitu, pesan yang ingin disampaikan diharapkan diterima oleh masyarakat.
"Agar pesan tersebut tersampaikan dengan baik, maka kita harus tahu kepada siapa pesan tersebut disampaikan, bagaimana cara yang tepat, dan bagaimana kemasan yang tepat, ” kata Hassanudin.
Hassanudin juga memastikan pengamanan Pemilu 2024 juga sudah dipersiapkan dengan matang. Kepolisian, TNI dan Satpol PP bekerja sama memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan nyaman.
"Kita mempersiapkannya, bersama TNI dan Polri, membuat prediksi untuk upaya mitigasi, membuat skema dan rencana, persiapan kita matang untuk menciptakan Pemilu yang aman dan damai, "kata Hassanudin.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut Ilyas S Sitorus mengatakan, pentingnya masyarakat menyaring informasi yang tersebar di media sosial. Menurutnya, semakin mendekati hari pemilihan, informasi baik yang positif atau negatif akan meningkat.
"Itu salah satu yang perlu kita tekankan saat sosialisasi, masyarakat perlu menyaring informasi yang beredar terutama di media sosial, tidak menerima informasi tersebut mentah-mentah, harus difilter, dicek kebenarannya, "kata Ilyas S Sitorus. (*)